Hidayah (2023)

Nonton Online Film Gratis Hidayah (2023) | KITA NONTON

Nonton Film Hidayah – Bahri, seorang pemuda yang tinggal di Desa Mekarsari. Suatu hari, Bahri menyadari ada sesuatu yang tidak beres di Desa Mekarsari. Karena penasaran, ia pun mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di desa tempat tinggalnya.

Nostalgia sepertinya semakin menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan kemajuan industri perfilman Indonesia, film-film lama mulai dibuat ulang atau digarap ulang dengan arah yang berbeda-beda.

Tak hanya film, serial televisi Hidayah yang populer pada tahun 2000-an kini juga mendapat perhatian dari Pichouse Films, Clockwork Films, dan MAXstream. Pada akhirnya mereka bekerja sama dengan Monty Tiwa untuk membuat sebuah film. Monty Tiwa bukanlah nama baru di belantika film horor Indonesia. Namun dalam menjadikan Hidayah sebuah film, tentu dibutuhkan lebih dari sekedar momen “nostalgia” untuk membuat penonton Indonesia tertarik merayakannya di bioskop.

Berhasilkah Hidayah menyuguhkan lebih dari sekadar mengulang serial lama yang melegenda? Simak ulasan bumareview di sini!

Bahri (Ajil Ditto) merantau ke kota setelah lulus dari pesantren. Namun, ia difitnah hingga masuk penjara dan menjadi mantan narapidana. Bekerja di bengkel, Bahri tetap memegang teguh keyakinan dan keyakinannya untuk selalu berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya. Meski begitu, Bahri memiliki masa lalu yang ingin ia lupakan dan rasa bersalah yang sangat besar hingga membuatnya ragu.

Setelah kedatangan Hasan (Alif Joerg), sahabatnya di pesantren, mau tidak mau Bahri kembali ke desa tempat tinggalnya dulu untuk menghadapi masa lalunya. Ratna (Givina Lukita) menderita penyakit yang tidak diketahui penyebabnya dan keadaan di Desa Mekarwangi akhirnya menjadi suram.

Sekembalinya ke Mekarwangi, Bahri dihadapkan pada kenyataan bahwa Ratna dianggap aib warga desa. Namun Bahri tetap menjalankan tugasnya membantu Ratna meski tersiksa karena melakukan rukiah.

Sayangnya nyawa Ratna tak tertolong dan Bahri semakin merasa bersalah karena juga difitnah karena membunuh “pasien” rohaninya. Keadaan di Desa Mekarwangi tidak lagi sama setelah kepergian Ratna.

Warga menolak jenazahnya dikuburkan di desa dan jenazah Ratna berbau busuk sehingga akhirnya hanya Bahri dan beberapa warga pesantren yang mau menguburkannya. Bahri akhirnya disalahkan atas musibah yang menimpa warga desa sepeninggal Ratna.

Satu demi satu korban berjatuhan, Bahri dihadapkan pada konflik batin yang membuatnya mendapat bimbingan untuk menguatkan keimanannya dan menyelesaikan segala permasalahan hingga tuntas.